INTERFERON DALAM BIOTEKNOLOGI KEDOKTERAN



            Interferon adalah hormon berupa glikoprotein yang disekresi  oleh sel vertebrata (leukosit) karena akibat rangsangan biologis, seperti virus, bakteri, protozoa, mycoplasma, mitogen, dan senyawa lainnya. Hormon ini memiliki sifat  spesifik inang namun tidak  spesifik virus  dan termasuk sistem imun yang tidak spesifik. Ada 3 jenis interferon yaitu interferon-α yang dihasilkan oleh leukosit, interferon-β yang dihasilkan oleh fibroblas dan interferon-γ dihasilkan oleh limfosit. Interferon (IFN) dapat memberikan efek  antiviral (IFN-α dan β) yang dapat menghambat replikasi virus, antiproliferatif dan imunomodulator.
            Hepatitis adalah  suatu keadaan peradangan jaringan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi ataupun non infeksi. Ada 6 jenis hepatitis yaitu hepatitis A, B, C, D, E dan hepatitis G. Penyakit yang baru dapat ditangani secara optimal  dengan teknologi interferon ini adalah hepatitis (C dan B). Mekanisme kerja dari interferon sendiri dalam melawan penyakit hepatitis ini adalah dengan memanfaatkan efek antiviral yang dimiliki oleh interferon.
            Berdasarkan jurnal sebelumnya penggunaan interferon pada pasien yang telah berumur sekitar 50 tahun harus memiliki dosis tepat yang berbeda. Sebagian besar penggunaan pengobatan interferon pada pasien lanjut usia menimbulkan efek samping yang lebih besar. Oleh karena itu, dilakukan suatu penelitian lebih lanjut untuk menentukan kadar aman penggunaan interferon. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan pengambilan sampel sebanyak 208 pasien yang dibagi kedalam 3 golongan usia yaitu <50 50-59="" dan="" tahun=""> 60 tahun. Pasien tersebut mengalami terapi penggunaan interferon selama 24 minggu. Pada akhir penelitian 45 orang dihentikan terapinya disebabkan munculnya efek samping dan didapatkan bahwa semakin tua umur pasien maka semakin diperlukan penurunan dosis yang besarnya spesifik pasien.
Seperti yang diketahui interferon banyak umumnya digunakan untuk membantu penyembuhan penderita Hepatitis. Meskipun dalam penggunaannya diketahui memiliki efek samping. Interferon dapat digunakan melalui oral, dengan syarat pasien tersebut tidak memiliki masalah oral. Hal ini berkaitan dengan efek samping yang akan ditimbulkan oleh penggunaan interferon. Metode yang dilakukan pada pengujian ini, dengan mengambil sampel sebanyak 570 pasien yang menderita hepatitis.
 Kemudian diberikan treatment interferon, selama pemberiannya terdapat beberapa pasien yang mengalami efek samping. Setelah diketahui hal itu terjadi karena pasien tersebut memiliki masalah oral, sehingga harus ditreatmen oralnya terlebih dahulu dan dikeluarkan dari sampel. Kemudian sisanya dites melalui aliran salivanya untuk mengetahui seberapa besar interferon tersebut mempengaruhi kondisi oral, dimana 531 pasien diketahui aliran ludahnya dibawah normal. setelah itu pasien-pasien tersebut di treatmen oral terlebih dahulu, baru dilanjutkan kembali treatment interferonnya. Hasilnya, setelah dilakukan uji aliran ludah kembali diketahui hanya 57 pasien yang masih aliran ludahnya di bawah normal sedangkan yang lainnya normal.


Kelompok 6
Hasbi Yusuf, Indah Oktaviani, Nurul Alfiah, Nurul Fauziah, Tri Ekawati Heryanto
 

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2007. Sejarah Penemuan Interferon. http://www.stimuno.com/index.php?mod=article&id=90 [5 November 2010]
Anonim. 2008. Pengobatan Interferon. http://medicatherapy.com/index.php/content/read/304/info-obat/interferon [5 November 2010]
Anonim. 2009. Interferon. http://en.wikipedia.org/wiki/Interferon [5 November 2010]
Iwasaki Yoshiaki, Hiroshi Ikeda, dkk. 2006. Limitation of Combination Therapy of Interferon and Ribavirin for older Patients With Chronic Hepatitis C: Hepatology Journal
Nagao Yumiko, Michio Sata. 2010. Dental Problems Delaying The Initiation of Interferon Therapy for HVC-infected patients: Virology Journal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Definisi, Jenis, dan Contoh Kasus Plagiarisme

Batang dan Jalan Daun

Definisi, dan Tipe Research di Bidang Natural Science