Produksi CO2 Sebagai Indikator Metabolisme Biofilm
Biofilm
sangat penting dalam siklus makanan dan perkembangbiakan mikroorganisme. Pada rangkaian ini, nutrisi berupa Carbon disalurkan dalam
pembuatan unsur-unsur kimia
extraseluler atau bagian sel,
dimana
keduanya penting dalam kelangsungan hidup dan perkembangbiakan mikroorganisme. Penelitan ini bertujuan untuk mengukur
penyaluran carbon
pada bagian sell maupun non sell pada biofilm, dengan cara mengembangkan suatu sistem monitoring secara
realtime metabolisme untuk mengukur
produksi gas CO2 sebagai indicator metabolisme
biofilm, serta menggunakan sistem tersebut untuk menentukan
respon biofilm terhadap kondisi lingkungan serta mengukur hubungan carbon dalam
biofilm.
Media dan
Kondisi Pembiakan menggunakan
kultur Biofilm murni dari Pseudomonas sp. strain CT07 gfp dan Pseudomonas aeruginosa PA01 gfp di dalam tabung silicon, disterilkan dengan
sodium citrate/glukosa
(sumber carbon utama) yang disuplai secara terus
menerus oleh pompa peristaltic.
CEMS dan Pengukuran, dibuatnya sebuah Carbon Dioxide Evolution Measurement System ( CEMS ), berupa tabung
silikon reaktor biofilm yang dibungkus
dalam sebuah tabung Tygo dan
disegel dengan bagian yang terhubung dengan penganalisa CO2. Dimana CEMS dapat menentukan berapa banyak CO2
yang akan melewati membrane silicon dalam beberapa kondisi percobaan khusus.
CEMS
dikembangkan untuk pengukuran secara realtime, seluruh produksi CO2
yang dihasilkan pada biofilm.
Alat
ini digunakan untuk mengukur bagaimana response biofilm terhadap perubahan
kondisi lingkungan dan penyaluran carbon dalam biofilm. Kalibrasi, CEMS
diuji dengan fase gas pada kedua sisi dari membran silikon sesuai dengan metode
ASTN standar. Kemudian efek dari suhu pada metabolisme
biofilm, data
Output pada penganalisa CO2 menunjukan reaksi dari biofilm Pseudomonas sp. strain CT07 gfp dan
waktu yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan stabil dalam kondisi suhu
tertentu. Efek dari konsentrasi
sodium citrate pada metabolisme biofilm, menunjukkan
nilai produksi CO2 dalam merespon perubahan
biofilm saat dialiri konsentrasi citrate. Respon metabolisme biofilm menunjukan
korelasi linear antara P.aeruginosa
PAO1 dan Pseudomonas sp.strain CT07,
menunjukan adaptasi pada perubahan lingkungan. Keseimbangan
Carbon, bagi
biofilm Pseudomonas sp.strain CT07
yang dibudidayakan dalam 8
hari menunjukan jumlah CO2
yang keluar pada fase gas dan fase cair,
carbon yang tersisa di biofilm, jumlah carbon yang
keluar bersama dengan sel, jumlah
carbon yg keluar sebagai kumpulan (kurang dr 1% vol), jumlah citrate yang tak
terpakai. Keseimbangan karbon
biasanya terjadi pada 2 hingga
4%.
Dengan
demikian dapat dibuktikan bahwa CEMS merupakan alat yang berguna untuk
memonitor secara realtime metabolisme pada biofilm tanpa merusak atau menggangu
aktifitas pada biofilm tersebut.
Melalui
pendekatan ini, kita
dapat melihat bagaimana biofilm merespon dengan cepat pada perubahan dalam hal
nutrisi dan suhu.Sifatnya yang tidak merusak membuat pendekatan ini dinilai
cocok untuk mengukur secara akurat dan cepat pengaruh lingkungan lain pada
keseluruhan aktivitas biofilm ,termasuk antimicrobio , batasan nutrisi , dan
interaksi antar komunitas microbio seperti predation, kompetisi dalam substrat
yang terbatas , atau kooperasi dalam menghadapi
molekul yang bertolakan. Oleh
karena itu pendekatan ini sudah seharusnya tak dibatasi hanya dalam kultur
murni dan media laboratorium yang
telah ditentukan ; pendekatan ini juga menghasilkan parameter yang terukur (Produksi CO2
sebagai tolak ukur aktivitas biofilm) dan potensi untuk diaplikasikan
dalam model rumus matematis. Pada percobaan ini, CEMS memungkinkan untuk
menentukan penyaluran carbon
oleh sel biofilm, menunjukan bahwa fraksi kecil (<5 biofilm="" carbon="" dari="" mengalir="" pada="" span="" terkendali="" yang="">yang
walaupun terbilang jumlahnya sedikit , mampu menjadikan biofilm sebagai media
catalist untuk mengubah carbon dari lingkungan sekitarnya.5>
Review Jurnal Mikrobiologi: krna udh lama, lupa jurnal aslinya dimana heuuu~~
Komentar
Posting Komentar